Amankah Laut Kita Dari Sampah Plastik?

Amankah laut kita dari sampah plastik? Setiap hari kita secara rutin membersihkan sampah-sampah di rumah. Namun jarang sekali dari kita memulai kebiasaan memilah sampah. Sehingga ketika dibuang ke tempat penampungan sebagian sampah sudah bisa termanfaatkan. Ini akan memudahkan proses daur ulang sampah. Kenyataannya kurang dari 1,2% rumah tangga yang sudah melakukan daur ulang sampah (data lingkungan hidup 2018).

Produksi sampah kita sangat banyak. Misalnya data produksi sampah DKI Jakarta tahun 2019 yang masuk ke Tempat Penampungan Sampah Terpadu (TPST) Badar Gebang mencapai lebih dari 7000 ton per hari dan 34% nya terdiri dari sampah jenis plastik.

Ada fakta yang mencengangkan bahwa jumlah sampah selama pandemi meningkat. Apakah penyebabnya? Ada dua kondisi ini saat pandemi. Pertama perubahan pola belanja menjadi belanja online, kedua produk sampah medis berupa bekas masker atau sarung tangan meningkat. Sampah-sampah ini mengandung komponen plastik cukup tinggi. Bahkan sampah medis tergolong infeksius.

Penelitian oceanografi LIPI yang dilakukan di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Makasar dan Sumatera Barat semasa pandemi April – Mei 2020 mencatat jumlah sampah di masyarakat yang bertambah secara signifikans. Peningkatan sampah belanja online mencapai 62% plastik jasa pengantaran paket dan 47% jasa pengantaran makanan. Paket-paket ini menggunakan bungkus plastik, buble wrap dan selotip.

Sampah-sampah plastik setelah dari rumah tangga akhirnya masuk ke sungai dan laut. Bisa dibayangkan selama pandemi ini ada lebih banyak sampah plastik mencemari laut kita. Ini makin memperparah kondisi Indonesia yang menduduki peringkat kedua dunia sebagai negara pemilik sampah terbanyak di laut (Jambeck, 2015).

Banyaknya sampah di laut akan mengganggu ekosistem, kesehatan mahluk hidup termasuk ikan-ikannya dan mempengaruhi aspek sosial ekonomi masyarakat. Jika dibiarkan maka kondisi laut Indonesia akan semakin memburuk dan pengembangan sosial ekonomi berbasis laut akan terhambat.

Sekalipun Indonesia telah mentargetkan pengurangan produksi sampah hingga 30% di tahun 2030, upaya ini harus dicapai dengan kerja keras. Mengurangi jumlah sampah dan mengelola sampah dengan daur ulang secara efektif menjadi agenda penting. Yang sulit adalah mengubah budaya masyarakat. Kini saatnya kita berpikir ulang agar setiap keluarga tidak memproduksi banyak sampah. Karena sampah-sampah itu akan mengotori laut kita.

Amankah Laut Kita Dari Sampah Plastik?

Post Your Thoughts