Apa Artinya Herd Immunity Yang Perlu Diketahui

Apa artinya herd immunity yang perlu diketahui. Sejak era pandemi Covid-19 kita banyak mendengar istilah “herb Immunity” yang dalam bahasa bisa diterjemahkan sebagai kekebalan populasi. Istilah herb immunity dalam lingkup kesehatan masyarakat, berkaitan dengan kegiatan imunisasi.

Program imunisasi diselenggarakan untuk meningkatkan imunitas seseorang melalui pemberian vaksin. Vaksin yang diberikan akan meningkatkan kekebalan tubuh seseorang. Pemberian vaksin umunya dilakukan secara massal. Targetnya adalah agar setelah pemberian vaksin semua bisa terhindar dari penyakit menular tertentu yang sifatnya menyebar secara cepat.

Agar populasi  atau kelompok yang tinggal di satu wilayah aman dan terlindungi dari infeksi penyakit menular, maka kegiatan imunisasi harus diupayakan dengan cara tertentu. Sehingga orang-orang yang bermukim disana bisa mencapai tingkat kekebalan yang cukup kuat terhadap serangan penyakit.

Untuk mencapai kondisi “herb immunity” atau “kekebalan populasi” dibutuhkan persyaratan. Syaratnya adalah bahwa jumlah penduduk yang mendapatkan vaksin dalam populasi tersebut harus memenuhi jumlah yang banyak. Ada target minimal yang harus tercakup dalam pelaksanaan imunisasinya.

Sebagai contoh dalam imunisasi campak. Kondisi herb immunity  terhadap campak dapat dicapai oleh populasi ini, jika cakupan imunisasinya mencapai 95% orang yang ada dalam populasi tersebut. Jika populasi tersebut terdiri dari 1000 orang, artinya kondisi herb immunity di wilayah ini terhadap campak dapat dicapai dengan syarat sudah ada 950 orang yang mendapatkan vaksin campak. Maka 5% populasinya atau 500 orang yang tidak mendapatkan vaksin tetap bisa terlindungi dari campak.

Untuk program imunisasi polio, target capaian herb immunitynya berbeda. Target pemberian vaksin polionya pada populasi cukup 80% saja.

Untuk program imunisasi Covid 19 tentu ada perhitungan tersendiri dari para ahli yang merumuskan kegiatan imunisasinya. Berapa target cakupannya untuk mencapai herb immunity Covid-19? Kita nanti bisa mendengarkan penjelasan dari para pemangku kebijakan di negeri ini.

Kegiatan imunisasi yang mencakup populasi di sebuah negara seperti Indonesia misalnya. Kita bisa mulai menghitungnya dari data jumlah penduduk. Menurut data statistik Indonesia yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 tercatat penduduk Indonesia saat ini berjumlah 268,1 juta jiwa. Berarti angka penduduk ini yang nantinya dihitung dengan angka presentase minimal cakupan untuk mencapai herb immunity Covid 19.

Proses menghitung berapa angka persentase cakupan minimal imunisasi ini tidaklah mudah . Ada banyak faktor yang menjadi pertimbangan. Para ahli mengawalinya dengan cara membuat model herb immunity dengan mengikutsetakan berbagai faktor terkait. Faktor-faktor itu antara lain tingkat efikasi dari jenis vaksin yang digunakan, lamanya kekebalan bisa bertahan di tubuh setelah diimunisasi,  jumlah orang yang diimunisasi, dan lain-lain.

Evaluasi terhadap vaksinasi Covid-19 ini tetap perlu dilanjutkan setelah vaksin diberikan pada populasi. Kegiatan ini dilakukan dalam jangka panjang dalam bentuk survailans. Data survailans menjadi sumber penelitian longitudinal atau kohort yang bermanfaat untuk menilai lebih jauh seberapa bermanfaatnya program imunisasi yang telah dilakukan pada populasi. Termasuk dalam survailans ini adalah menilai efek ikutan yang tidak diinginkan dari reaksi tubuh terhadap komponen vaksinnya.

Herb immunity, vaksinasi, survailans adalah rangkaian yang tidak bisa dipisahkan. Sampai satu saat nanti para ahli bisa menyimpulkan bahwa populasi sudah aman dari risiko penularan penyakit ini. Mungkin pula karena sebab alamiah virus Covid 19 hilang dari permukaan bumi.

Wallahu ’alam bishawab, Allah Maha Mengetahui apa-apa yang tidak kita ketahui sebagai manusia. Kita sepenuhnya hanya bisa berusaha sesuai dengan kemampuan ilmu yang dimiliki.

Apa artinya herd immunity yang perlu diketahui.***

Sumber: Statistik Indonesia 2020 (BPS, 2020); Challenges increating herb immunity to SARS-Cov-2 infection by mass vaccination (the Lancet, vol 396, 2020)

Post Your Thoughts