Dalam kenangan Dr Li Wenliang dokter pertama di dunia meninggal dunia di era Covid-19 berasal dari Cina. Ketika wabah mulai melanda di Kota Wuhan dokter Li Wenliang tertular Covid-19 saat bertugas di Wuhan Central Hospital.
Publik Cina pasti ingat dengan kisahnya. Di akhir tahun 2019 Dr Li Wenliang mengabarkan kepada orang-orang sekelilingnya dan koleganya tentang penyakit baru yang aneh yang gejalanya mirip flu, agar berhati-hati. Namun hal ini justru membuat dia diperkarakan oleh pihak keamanan di negaranya. Pihak keamanan menyoal tentang penyebaran rumor atau berita tidak benar.
Namun perlakukan pihak keamanan untuk meredam informasi tentang penyakit baru ini justru berkebalikan dengan dahsyatnya ledakan wabah yang dialami penduduk kota Wuhan. Sebuah tragedi yang tidak bisa dielakkan.
Sebagai seorang dokter, keresahan atas timbulnya penyakit baru yang aneh dan menyebabkan gejala berat sangat beralasan. Upaya memperingatkan orang lain akan bahaya penyakit ini sudah menjadi naluri seorang dokter. Ia mengingatkan rekan-rekannya untuk menggunakan alat pelindung diri (APD) saat kontak dengan pasien bergejala mirip pasien-pasien ini.
Dokter berusia 34 tahun melihat kasus pasien dengan Covid-19 yang menurut pengamatannya mirip penyakit SARS. Penyakit ini pernah merebak menjadi wabah sekitar tahun 2003. Penyakit berpotensi wabah memang harus diwaspadai sejak awal kemunculannya karena dapat menular dengan cepat dan menimbulkan banyak kematian.
Banyak spekulasi terkait dengan kabarnya hingga akhirnya ia jatuh sakit dan meninggal akibat Covid 19. Pada postingannya tanggal 10 Januari 2020 di Weibo ia menjelaskan kondisinya dengan gejala batuk, diikuti demam di keesokan harinya dan dua hari kemudian dirawat di rumah sakit. Pada tanggal 30 januari 2020 baru didiagnosa Covid-19. Tepat hari Jum’at, 7 Februari 2020 pukul 02.58 waktu setempat ia wafat.
Publik Cina menyatakan kesedihan dan kemarahan atas peristiwa kematian Dr Li Wenliang. Seolah sebuah tragedi kemanusiaan tengah terjadi disana. Pada tanggal kematiannya sosial media Cina dipenuhi dengan tagar khusus yang menyuarakan suara batin mereka, membela Dr Li Wenliang.
Kenangan ini menjadi sebuah memori penuh kesedihan. Perjuangan seorang dokter yang berdedikasi terhadap tugasnya harus pupus oleh warna kekuasaan. Namun suara nurani selalu menemukan corongnya. Batin kemanusiaan berteriak lantang.
Kini kisah Dr Li Wenliang menjadi kenangan. Masihkah kita akan mengorbankan para tenaga medis lebih banyak lagi? Saatnya kita padamkan pandemi ini.
Kekuasaan ada bukan untuk memadamkan nurani kemanusiaan. Sepatutnya kita bertanya, mampukah kekuasaan menjadi pembuka jalan lepas dari jeratan pandemi dunia.
Dalam kenangan Dr Li Wenliang dokter pertama di dunia meninggal dunia di era Covid-19.***
Post Your Thoughts