Disrupsi Pendidikan tantangan Revolusi Industri 4.0 muncul di hadapan kita saat ini. Siapkah kita menghadapinya?
Revolusi Industri 4.0 telah banyak mengubah pola hidup masyarakat. Gejalanya sangat terasa di kota-kota di Indonesia. Bukan hal tidak mungkin, sebentar lagi gejala ini akan merambah ke pedesaan.
Kegiatan masyarakat mulai bergerak dengan gaya baru. Teknologi lama sudah mulai ditinggalkan. Digital bisnis merebak, menawarkan berbagai kemudahan. Mulai dari urusan belanja, kemudahan transaksi, sampai hiburan dan pencarian sumber-sumber informasi.
Berbagai aplikasi digital mudah diakses melalui smartphone, koneksi internet. Sistem pembayaran online semakin membuat kita merasakan kemudahan ini.
Bagaimana dengan cara anak-anak kita belajar? Apakah berdampak pula pada mereka?
Sebagian dari kita memiliki keprihatinan ketika anak-anak sangat intens berhubungan dengan smartphone. Kemampuan literasi mereka cenderungan menurun. Tampaknya mereka sudah tidak terlalu akrab lagi dengan buku-buku. Namun di sisi lain sulit menghindarkan mereka dari perangkat teknologi yang satu ini.
Dunia pendidikan sebenarnya adalah lahan yang sangat adaptif terhadap inovasi. Perubahan teknologi di era revolusi industi 4.0 selayaknya tidak membuat proses pendidikan terpuruk. Pemanfaatan teknologi digital harus dikejar untuk melahirkan inovasi dalam aspek pendidikan. Disrupsi pendidikan adalah pilihannya.
Kecepatan lahirnya ilmu dan teknologi baru dihadapi dengan proses melahirkan manusia yang kompeten. Jika tidak, maka sumber daya yang dihasilkan tidak dapat termanfaatkan di dunia yang semakin kompetitif.
Model pendidikan yang telah usang perlu dievaluasi segera. Cara belajar konventional butuh direformulasi. Kemampuan para pendidik ditingkatkan untuk menjawab kebutuhan pendidikan model baru ini. Seberapa kita siap untuk perubahan ini?
Saat ini tampak ada gap antara siswa/mahasiswa dengan guru/dosen. Ketika siswa/mahasiswa sudah menikmati akses informasi dan belajar dari materi-materi berbasis internet. Sementara para guru/dosen masih terbata-bata menggunakan perangkat teknologi ini.
Tantangan dalam satu dekade ke depan adalah siswa/mahasiswa masuk pada persaingan kerja di dunia super canggih. Tantangan lain adalah bagaimana mereka tetap bisa menjaga jati dirinya sebagai manusia utuh yang mempertahankan nilai kehambaannya pada Ilahi di tengah kompleksitas kehidupan mendatang.
Kini saatnya berpikir keras melangkah dengan disrupsi pendidikan. Siap berubah, siap beradaptasi. Karena kehidupan ke depan akan berbeda bagi anak-anak kita.
Disrupsi pendidikan tantangan revolusi industri 4.0 bukan lagi basa basi.
Post Your Thoughts