Era baru ilmu tentang otak manusia dan rahasianya menjadi perbincangan para pakar dunia. Otak menyimpan ribuan rahasia namun kini satu demi satu terbuka. Rahasianya makin nyata ketika misteri kemampuan plastisitasnya dapat ditelusuri melalui berbagai penelitian.
Dulu ketika banyak korban perang dunia pertama dan kedua mengalami trauma pada otaknya, mereka menjadi cacat, hilang ingatan atau mati. Kasus kejadiannya hanya menjadi catatan rumah sakit dan teronggok begitu saja. Para ahli kedokteran dunia termasuk di Indonesia belum bisa mengungkap ada apa dengan organ otak dan berbagai kerusakan yang dideritanya.
Sampai suatu ketika seorang ahli menyimak bahwa ada bagian-bagian tertentu dari otak yang berpengaruh pada kecatatan atau kematian seseorang setelah kepalanya mengalami trauma. Penelusuran terus berjalan hingga ditemukan kasus seorang yang selamat dari trauma kepala yang hebat dan bisa bertahan hidup, namun mengalami perubahan pada kepribadian dan tingkah lakunya.
Mulailah para ahli berpikir ada hubungan antara kerusakan otak dengan perilaku. Demikian seterusnya. Semakin banyak fenomena tentang otak terbuka lebar.
Saat itu para ahli masih beranggapan, jika otak seseorang rusak maka organ itu tidak akan tergantikan. Bagian dari sel otak yang rusak akan hilang dan tidak muncul lagi sel otak baru. Ternyata para ahli berhasil menemukan fenomena lain tentang otak hari ini.
Berkembanglah berbagai studi tentang otak dengan tampilnya istilah baru yang dikenal dengan “plastisitas”. Apa itu plastisitas otak?
Plastisitas otak yang disebut juga sebagai neuroplastisitas adalah kemampuan otak untuk melakukan peremajaan selnya ketika ada kondisi baru yang terjadi sehingga sel otak bisa memperbaiki diri sampai pada batas tertentu. Peremajaan sel otak ini membutuhkan stimulus dari luar.
Rahasia plastisitas otak memberikan kabar gembira buat kita semua. Dengan kemampuan ini otak yang mengalami kerusakan memiliki kesempatan untuk diperbaiki. Sejak itu para ahli semakin berlomba menemukan berbagai metode alternatif terapi baru.
Otak yang mengalami proses peremajaan akan membuat jalur-jalur koneksivitas baru dengan sel-sel yang masih sehat. Sinyal saraf yang pernah hilang atau rusak dapat menemukan jalannya kembali. Semua ini memberikan harapan bahwa kerusakan sel otak akibat trauma, penyakit infeksi, tumor dapat ditemukan obatnya.
Era baru ilmu tentang otak manusia dan rahasianya.***
Post Your Thoughts