Hari Alzheimer Sedunia 2021 Pentingnya Deteksi Dini Bagi Lansia

Hari alzheimer sedunia 2021 pentingnya deteksi dini bagi lansia. Indonesia menjadi salah satu negara yang terus berkembang dan mengejar kemajuan ekonomi serta teknologi bersama negera-negara lain di dunia. Proses perkembangan ini mempengaruhi dinamika dalam masyarakat termasuk mereka yang berada dalam kelompok usia lanjut (lansia).

Kelompok usia lansia dalam populasi penduduk Indonesia di tahun 2009 telah mencapai 20.547.541 jiwa. Dalam pertumbuhan penduduk lansia di tahun 2020 meningkat menjadi 28,8 juta jiwa.

Jumlah lansia Indonesia yang mencakup 10% populasi penduduk Indonesia memiliki beban tersendiri. Kebutuhan pelayanan kesehatan diusia mereka sangat tinggi. Kesehatan pada kelompok usia ini sangat rentan. Pada sebuah penelitian di Inggris pada lebih dari sepuluh ribu lansia berusia 75 tahun, terdeteksi adanya gangguan fungsi kognitif otak pada 45% lansia ini.

hari alzheimer sedunia 2021 ingatkan pentingnya deteksi dini pada lansia

Data penelitian di Amerika Serikat tahun 2000 memperlihatkan bahwa ada 4,5 juta lansia dengan penyakit Alzheimer yang menyumbang kondisi demensi paling banyak di negara ini. Jumlah penderita Alzheimer di negara tersebut pada tahun 2050 akan meningkat menjadi 13,2 juta penderita. Biaya kesehatan untuk merawat lansia dengan Alzheimer cukup mahal dan menambah beban ekonomi keluarga. Biaya kesehatan mencakup biaya perawatan jangka panjang, biaya medis, biaya perawatan di rumah (home care), biaya lainnya yang diakibatkan oleh hilangnya produktivitas orang-orang yang harus merawat lansia dengan penyakit Alzheimer.

Kondisi kesehatan lansia dengan demensia muncul di berbagai negara, karena populasi penduduknya pun semakin cenderung menua. Sebut saja negara di Asia dengan karakteristik lansianya kian meingkat tajam seperti Jepang dan Korea Selatan.

Di tingkat dunia para ahli mengangkat isu kesehatan lansia dengan demensia atau Demensia Alzheimer dengan pertama kali pada ajang konferensi kesehatan dunia tahun 1994 yang disleenggaraha di kota Edinburg. Kemudian ditetapkanlah tanggal 21 September sebagai Hari Alzheimer Dunia.

Pencanangan hari Alzheimer ini menjadi cara yang menggugah perhatian banyak kalangan tentang penyakit ini dan segala konsekuensi yang terjadi di tingkat keluarga dan masyarakat. Berbagai upaya akhirnya terjalin menyuarakan urgensi penanganan kesehatan lansia lebih serius dan mencegah mereka dari kondisi demensia yang merebut kebahagiannya bersama keluarga.

hari alzheimer sedunia 2021 pentingnya deteksi dini bagi lansia

Organisasi kesehatan dunia atau WHO menyebutkan di tahun 2014 terdapat 36,5 juta lansia yang hidup dengan kondisi demensia. Jumlah ini akan meningkat menjadi dua kali lipat di tahun 2030, dan diperkirakan akan ada 115 juta lansia demensia pada tahun 2050. Namun data-data ini adalah sebuah prediksi semata. Jumlah kasus yang terjadi di lapangan, ibarat gunung es, pasien yang terdata jauh lebih kecil dibanding kasus demensia yang sebenanrya ada di masyarakat. Bahkan kini demensia mulai ditemukan pada pasien pada usia yang jauh lebih muda.

Merujuk pada data-data ini WHO menghimbau negara-negara di dunia menyusun program khusus bagi lansia untuk mencegah demensia guna mencegah beban kesehatan dan ekonomi global. Upaya medis dan program kesehatan masyarakat menjadi langkah-langkah yang perlu dirancang mengingat lansia membutuhkan tindakan medis bagi terapi penyakitnya dan dukungan sosial yang tinggi untuk merawat mereka sehari-hari.

Akibat proses penyakitnya lansia dengan kondisi demensia atau Demensia Alzheimer kehilangan ingatan dan memori dalam kehidupannya pada saat tubuhya juga renta. Kondisi ini membuat mereka sulit sekali hidup secara mandiri. Beban bagi keluarga untuk menjaga dan merawat mereka sangat besar. Beban semakin berat ketika keluarga atau orang terdekat tidak memahami karakter penyakit ini dan bagaimana cara merawat mereka. Dalam banyak kasus demensia yang ditangani, keluarga masih banyak berfokus pada aspek medis dengan mengobati mereka dengan konsul dan terapi dengan dokter spesialis, sementara aspek perawatan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan lansia dan membutuhkan waktu lebih panjang terabaikan.

hari alzheimer sedunia 2021 pentingnya deteksi dini bagi lansia

Gangguan kognitif berdampak sangat besar pada kualitas kehidupan lansia. Mereka akan kesulitan berpikir, mengingat dan membuat keputusan-keputusan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Gangguan kognitif menjadi penanda penting penyakit demensia yang menyerang lansia. Kondisi akhir pada lansia dengan demensia adalah ia tidak bisa mengurus dirinya sendiri dan sangat membutuhkan perawatan dan pendampingan dari anggota keluarga di rumah dalam kehidupannya sehari-hari.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya demensia. Berbagai penyakit degeneratif yang berlangsung dalam jangka waktu lama seperti hipertensi, diabetes melitus, pernah mengalami penyakit infeksi, kebiasaan hidup tidak sehat, kondisi mental dengan tingkat stress yang tinggi, kebiasaan makan tidak bergizi, mengkonsumsi zat-zat adiktif termasuk kebiasaan merokok dan riwayat keluarga yang ditandai dengan demensia atau Demensia Alzheimer menjadi deretan panjang catatan penting yang harus diwaspadai terkait penyakit ini.

Kini saatnya kita menaruh perhatian lebih baik pada para lansia kita di Indonesia. Kondisi demensia pada lansia membuat mereka membutuhkan perhatian lebih baik. Membuat mereka bahagia di tengah keluarganya akan memberikan arti bagi hidupnya. Di hari Alzheimer sedunia tahun 2021 pentingnya deteksi dini pada lansia menjadi waktu bagi kita memberikan cinta dan kasih sayang buat merawat mereka, sekalipun mungkin akan terasa beban itu di pundak kita.

Post Your Thoughts