Imitasi Budaya Populer Drama Korea Selatan di Kalangan Remaja

Imitasi budaya populer drama Korea Selatan di kalangan remaja semakin sering temukan. Ada satu studi tentang kecenderungan gaya remaja Indonesia yang mengadop tren gaya budaya pop negeri ini. Studi ini dilakukan pada siswa SMA di kota Manado pada jumlah responden yang terbatas di tahun 2013.

Kota Manado memiliki banyak sisi menarik. Banyak kuliner khas Indonesia berasal dari daerah ini. Kita sebut saja bubur Manado, Ikan cakalang, sambal Roa, klapper tart, pisang goreng sambal. Dari cita rasa kulinernya saja kita sudah merasakan denyut kegairahan orang-orang Manado.

Di kota ini kehidupan terasa meriah dengan orang-orangnya yang senang bersosialisasi. Sambutan orang-orangnya yang hangat dan penampilan yang fashionable memberi kesan tersendiri. Disini berbagai tayangan budaya pop Korea Selatan dinikmati melalui televisi atau live streaming melalui internet. Tayangan ini menjadi hiburan bagi semua kalangan termasuk para remaja.

Melalui berbagai tayangan budaya pop Korea Selatan mewarnai perilaku remaja. Studi ini dilakukan secara kualitatif dengan mewawancarai para responden remaja, yaitu siswa SMA dan observasi lapangan.

Hasil studi ini mengungkapkan bahwa mereka rata-rata melihat tayangan acara pop Korea 3-5 kali sehari dan menghabiskan waktu sekitar 2-4 jam dalam sehari. Ketertarikan terhadap berbagai tayangan ini karena seringnya keluarga atau teman-teman mereka memperbincangkan dan memperkenalkannya. Akhirnya mereka mencari tahu dan menikmati.

Ada 9 dari 10 reponden yang menyatakan bahwa minat mereka mengimitasi budaya pop Korea adalah atas keinginan sendiri. Tampilan budaya Korea yang unik dan keaslian budaya pop ini menjadi daya tariknya. Trend budaya Korea muncul tidak hanya dalam drama atau film, tetapi dimeriahkan dengan lagu dan trend fashionnya. Sehingga kekayaan budaya pop Korea menjadi lengkap tersaji.

Bagi remaja ini mengikuti tren budaya pop Korea serasa mengikuti arus modern dunia. Mereka jadi tidak ketinggalan zaman. Ketika mereka meniru gaya budaya ini rasa percaya diri bertambah dan respon positif dari komunitasnya muncul.

Ada harga yang harus dibayar untuk imitasi gaya budaya pop ini. Mereka mengeluarkan uang saku lebih banyak untuk belanja kebutuhan fashion dan berbagai asesoris ala Korea untuk melengkapi gaya kesehariannya. Terkadang untuk berbelanja mereka meminta tambahan dana dari orang tua. Walaupun demikian sebagian dari para remaja ini mengakui bahwa gaya ini tidak sesuai dengan budaya mereka.

Budaya pop Korea telah mewarnai dunia, pengaruhnya sudah dirasakan oleh remaja di Indonesia hingga di kota Manado. Sudahkah kita menanamkan kultur dan nilai keluarga Indonesia bagi mereka?

Imitasi budaya populer drama Korea Selatan di kalangan remaja.***

Sumber: Analisa Gaya Hidup Remaja dalam Mengimitasi Budaya Pop Korea melalui Televisi, Oliva M.K. (2013)

Post Your Thoughts