Jejak Kebaikan Turki Utsmaniyah atasi wabah kelaparan hebat di Irlandia menjadi catatan sejarah. Wabah kelaparan di Irlandia yang terjadi sejak tahun 1845 baru mereda setelah tujuh tahun kemudian. Tragedi kelaparan sungguh sangat ironi karena Irlandia saat itu menjadi koloni Britania Raya yang memberi banyak pasokan bahan pangan untuk kota-kota di Inggris. Komoditas pangan ini hampir tidak dapat dibeli oleh para keluarga petani karena mahal harganya.
Kondisi Irlandia semakin memburuk ketika jabatan Perdana Menteri berganti dari Sir Robert Peel kepada Sir John Russel. Otoritas pusat dimasa perdana menteri baru ini malah memperketat pengawalan kereta dan kapal pengangkut bahan pangan dari Irlandia ke Britania Raya (Inggris). Banyak politikus kala itu yang meremehkan tragedi kepalaran ini. Trevelyan, salah seorang pejabat yang bertanggung jawab urusan bantuan sosial malah menganggap wabah kelaparan Irlandia sebagai “takdir Tuhan” dan merasa tidak perlu melakukan apa-apa untuk mengatasinya.
Berita tenang wabah kelaparan Irlandia akhirnya sampai kepada Sultan Abdul Majid I dari Kekhalifahan Turki Utsmaniyah di kota Konstantinopel (Istanbul). Sebagai seorang muslim, ia berpandangan bahwa kelaparan adalah sebuah persoalan kemanusiaan. Dalam Islam tidak boleh membiarkan mahluk yang bernyawa mati kelaparan, apalagi membiarkan manusia mati kelaparan.
Dalam bukunya “The Famine Plot: England’s Role in Ireland’s Greatest Tragedy” Coogan menuturkan bahwa Sultan Abdul Majid I menyiapkan bantuan sebesar 10 ribu pounsterling untuk membantu penduduk Irlandia yang kepalaran. Namun rencana ini didengar oleh duta besar Britania Raya untuk Turki di Istanbul, ia menyarankan sang sultan untuk mengurangi jumlah bantuannya. Mengapa? Karena Ratu Viktoria hanya memberi bantuan sejumlah 2 ribu pounsterling. Ia khawatir jika sang ratu akan tersinggung mengetahui besarnya bantuan dari Sultan.
Sultan Abdul Majid I dari Turki Usmani menyetujui sarannya dan mengubah sebagian bantuannya dalam bentuk bahan kebutuhan pokok yang dikirim secara diam-diam dengan kapal-kapal besar berbendera Kekhalifahan Turki Utsmaniyah.
Dalam perjalanannya kapal-kapal ini sempat dihadang oleh angkatan laut Britania Raya. Namun akhirnya berhasil sandar di pelabuhan Drogheda pada bulan Mei 1847, setelah perwakilan Turki di London berhasil melakukan diplomasi.
Orang-orang Irlandia di Drogheda takjub bercampur haru menerima kedatangan kapal-kapal bantuan Turki Utsmaniyah. Mereka mengetahui bahwa kapal-kapal ini datang dari tempat yang jauh dan dari negara kaum muslimin. Momen ini tertulis dalam sejarah di Irlandia dan di hati para penduduk Irlandia hingga saat ini.
Para pembesar dan bangsawan Irlandia menuliskan surat ucapan terima kasih dan penghargaan pada Kekhalifahan Turki Utsmaniyah atas inisiatif bantuan ini. Surat ini masih tersimpan di Museum Arsip Turki. Bahkan Koran London Times tahun 1847 menuliskan berita bertajuk bantuan ini.
Berbagai tugu peringatan atas rasa terima kasih orang-orang Irlandia pada Turki Utsmaniyah dan persabatan antara kedua negara ini dapat ditemukan di kota Drogheda, antara lain: lambang kesatuan sepak bolah “Drogheda United Football” menggunakan lambang bintang bulan sabit sebagai logonya; Hotel yang tempat menginap para pelaut Turki diberikan plakat yang mengingatkan peristiwa tersebut. Semoga jejak-jejak ini terus menjadi kebaikan bagi dunia.
Jejak Kebaikan Turki Utsmaniyah atasi wabah kelaparan hebat di Irlandia.***
Sumber: Budi baik Utsmaniyah, Republika 9 Agustus 2020; KIsah heroik Sultan Turki Usmani bantu Irlandia yang dilanda wabah kelaparan, You Tube; An Irish tale of hunger & the Sultan, Saudi Aramco World 2015
Post Your Thoughts