Kelainan dan penyakit sistem saraf manusia antara lain: epilepsi, autism, dan stroke
EPILEPSI
Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologi tertua yang dapat diderita pada semua umur dan menyebabkan kecacatan dan kematian. Saat ini seperti 50 juta orang di seluruh dunia yang menderita epilepsi (WHO 2012).
Epilepsi adalah kelainan otak yang ditandai oleh adanya predisposisi terus menerus untuk terjadinya suatu bangkitan epileptik dan ditandai juga oleh faktor neurolobiologis, kognitif, psikologis, dan konsekuensi sosial akibat kondisi ini.
Aktivitas otak terjadi melalui perpindahan sinyal dari satu neuron ke neuron lain. Perpindahan ini terjadi antara akson terminal suatu neuron dengan dendrit neuron yang lain melalui sinaps (pertautan antar neuron).
Etiologi epilepsi dapat dibagi ke dalam 3 kategori, sebagai berikut:
- Idiopatik: tidak ada lesi struktural di otak atau defisit neurologis, kemungkinan ada komponen genetik dan berkaitan dengan usia.
- Kriptogenik: epilepsy muncul secara simtomatis tetapi penyebabnya belum diketahui. Gambaran klinis sesuai dengan ensefalopati difus (kelainan nerurologis).
- Simtomatis: bangkitan epilepsi disebabkan oleh adanya kelainan/lesi struktural pada otak, misalnya cedera kepala, infeksi SSP, kelainan kongenital, lesi desak ruang, gangguan peredaran darah otak, toksik (alkohol, obat), metabolik, kelainan neurodegeneratif.
Tujuan terapi epilepsi adalah mengupayakan penderita epilepsi hidup normal dan tercapainya kualitas hidup optimal sesuai dengan perjalanan penyakit dan disabilitas fisik maupun mental yang dimilikinya.
Terapi dilakukan untuk menghentikan bangkitan epileptik, mengurangi frekuensi bangkitan tanpa efek samping/ dengan efek samping yang minimal, menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Terapi pada epilepsi dapat berupa terapi farmakologi dan nonfarmakologi. Terapi obat anti epileptik (OAE) dapat langsung diberikan bila terdapat risiko yang tinggi untuk terjadinya bangkitan berulang.
Dosis obat OAE dimulai dari dosis kecil, lalu dosis secara bertahap ditambah sesuai dengan kebutuhan pasien. Bila pemberian monoterapi tidak dapat mencegah bangkitan berulang, politerapi dapat diberikan. Terapi pembedahan sebagai bagian terapi, jika obat tidak lagi cukup untuk pengobatan.
AUTISM
Autisme atau yang sekarang disebut sebagai gangguan spektrum autisme (GSA) adalah sindrom atau kumpulan gejala gangguan perkembangan yang ditandai lemahnya interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku berulang-ulang atau minat terbatas. Penyebab autisme masih belum diketahui. Faktor genetik dan faktor lingkungan diperkirakan sebagai penyebab autism.
Anak dengan autisme biasanya mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan sosial-emosional timbal balik. Mereka sulit diajak bercakap-cakap, kurang sampai tidak memiliki emosi atau ekspresi yang sesuai untuk suatu keadaan, atau tidak memberi respons sama sekali jika dipanggil atau diajak bicara, tidak adanya kontak mata, tidak ada ekspresi wajah, atau bahasa tubuh lainnya, sehingga sulit menjalin pertemanan sampai tidak menaruh minat terhadap teman.
Perilaku, minat, dan aktivitas anak dengan autisme sangat terbatas (stereotipik) dan sifatnya berulang (repetitif). Dalam berbicara atau interaksi dengan benda, anak biasanya menggerakan anggota tubuh tertentu berulang-ulang, menderetkan mainan, menumpuk kaleng, membalik-balik benda atau lembaran buku, atau mengulangi perkataan orang (ekolalia). Anak cenderung melakukan rutinitas seperti ritual dan kaku dan anak hanya menyukai benda atau mainan tertentu.
Gejala autism lainnya adalah anak dengan autisme dapat memberikan reaksi berlebihan atau reaksi yang tidak wajar terhadap rangsangan nyeri, suhu, suara, atau tekstur benda. Gejala-gejala ini sampai mengganggu interaksi sosial, aktivitas sekolah, bermain, atau fungsi kehidupan anak sehari-hari.
Para orang tua perlu mewaspadai tanda atau gejala yang apabila terlihat pada usia tertentu, harus segera dilakukan intervensi. Red flags adalah:
- Tidak ada babbling (ocehan), tidak menunjuk, atau tidak menunjukkan mimik wajah yang wajar pada usia 12 bulan
- Tidak ada kata-kata berarti pada usia 16 bulan
- Tidak ada kalimat terdiri dari 2 kata yang bukan ekolalia pada usia 24 bulan
- Hilangnya kemampuan berbahasa atau kemampuan sosial pada usia berapa pun
- Anak tidak menoleh atau sulit menoleh apabila dipanggil namanya pada usia 6 bulan – 1 tahun.
Apabila menemukan salah satu red flags, anak harus segera dibawa ke dokter dilakukan pemeriksaan dan terapi lebih lanjut.
Penatalaksanaan penyakit autism sensory integration, sensory-based intervention, intervensi perilaku (program verbal behaviour), intervensi wicara, dan sekolah.
Pasien autism dapat mendiri dalam hidup keseharian dan perlu bantuan sedikit saja (20%); ada yang bisa hidup independen secara terbatas dan memerlukan bantuan (30%); dan ada yang membutuhkan pengawasan terus menerus, memerlukan perawatan di tempat khusus atau rumah sakit (50%).
STROKE
Stroke adalah gangguan fungsional otak, fokal (ataupun menyeluruh) timbul tiba-tiba dalam waktu 24 jam atau lebih, yang disebabkan oleh kelainan peredaran darah otak, kecuali dilakukan penanganan segera atau meninggal sebelum 24 jam.
Stroke dibagi menjadi: stroke non hemoragik (iskemik) dan stroke hemoragik (perdarahan). Sekitar 85% dengan stroke iskemik hampir 85% dari kasus stroke.
Stroke iskemik dapat disebabkan karena trombosis pembuluh darah intrakranial, atau emboli ekstrakranial.
Stroke perdarahan dibagi menjadi stroke perdarahan intraserebral (PIS -Perdarahan Intraserebral) dan perdarahan subarachnoid (PSA – Perdarahan ekstraserebral), dengan penyebab paling sering adalah hipertensi, trauma, obat-obatan atau malformasi vaskuler.
Proses trombosis berawal dari rusaknya lapisan endotel pembuluh darah. Terkelupasnya endotel dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain pecahnya plak ateromatus, berkaitan dengan hipertensi, merokok, hiperkolesterolemia, diabetes mellitus dan sebagainya.
Proses Terjadinya Trombosis
Jalur Perdarahan Utama di Otak
Kelainan dan penyakit sistem saraf manusia perlu diketahui faktor penyebabnya.***
Post Your Thoughts