Kisah lucu si Bahlul baca sampai habis ceritanya. Dimulai pada zaman pemerintahan Kerajaan Bani Abbasiyah terdapat seorang ulama’ sufi bernama Sheikh Junaid Al- Baghdadi yang dikenal juga sebagai pedagang yang sukses di jazirah Arab.
Suatu ketika, Sheikh Junaid berangkat ke kota Baghdad bersama dengan para pengikutnya untuk berniaga. selepas urusannya selesai, Sheikh Junaid teringat kepada seseorang dan menanyakan kepada pengikutnya : “Kenalkah kamu lelaki bernama Bahlul di kota Baghdad ini?” Mereka menjawab, “Ya, dia seorang yang gila. Apakah yang tuan perlukan darinya?”
“Cari lelaki itu .” kata Sheikh Junaid. Tanpa banyak bicara, pengikut Sheikh Junaid segera mencari lelaki bernama Bahlul itu di segenap kota Baghdad dan akhirnya dapat ditemukan di pondok usang di gurun yang agak terpencil. Kisah lucu si Bahlul baca sampai habis hingga kita mengerti kebenaran yang diajarkannya.
Pengikut Sheikh Junaid pun bergegas pulang ke kota Baghdad dan membawa guru mereka untuk bertemu dengan lelaki tersebut.
Ketika Sheikh Junaid menemui Bahlul, keadaan dia terlihat tidak terurus, pakaiannya compang camping dan rambutnya kusut masai. Sheikh Junaid juga melihat Bahlul sedang gelisah sambil menyandarkan kepalanya ke tembok batu.
Sheikh Junaid memberi salam kepadanya dan beliau menjawab seraya bertanya semula, “Siapakah engkau?” “Aku Junaid Al-Baghdadi.” jawab ulama’ sufi itu.
Kisah Lucu Si Bahlul Jangan Dilewatkan
Suatu kali Bahlu bertemu dengan seorang Sheikh. Ia bertanya kepadanya “Apakah Anda Abul Qasim (panggilan dari Sheikh Junaid Al-Baghdadi) yang sering mengajak manusia ke arah jalan kebaikan dan mencintai akhirat?”
“Ya!” jawab Sheikh Junaid.
“Apakah engkau tahu cara makan?” Bahlul bertanya sekali lagi.
Kemudian Sheikh Junaid menjawab pertanyaan Bahlul:
“Aku mengucapkan Bismillah. Aku memakan makanan yang ada di hadapan ku, aku menggigitnya sedikit, lalu aku letakkan makanan meletakkan di sisi kanan dalam mulutku dan mengunyahnya sedikit demi sedikit. Saat makan aku selalu mengingati Allah. Untuk apa pun yang aku makan, aku tidak lupa mengucapkan alhamdulillah. Sebelum dan sesudah makan aku mencuci tanganku”
Tak lama kemudian Bahlul berdiri dan berkata, “Kau tidak tahu cara makan, padahal Kau ingin menjadi guru yang dihormati di dunia”
Setelah menyampaikan ucapannya Bahlul pun pergi.
Ketika itu salah satu murid Sheikh Junaid berkata, “Wahai Sheikh, Beliau itu orang gila.”
Sheikh Junaid menjawab ucapan muridnya, “Ya, dia adalah orang gila yang cerdas dan bijak bijak.Dengarkanlah ucapannya dan kebenaran yang ada dalam ucapannya”
Syeikh lalu melangkah mendekati Bahlul.
“Siapakah engkau?” tanya Bahlul penasaran. “Aku ini Sheikh Baghdadi yang tidak tahu bagaimana caranya makan, ” jawab Sheikh Junaid.
Bahlul lalu bertanya lagi “Engkau tidak tahu caranya makan tetapi apakah kamu mengetahui caranya berbicara?”
“Ya”, jawab Sheikh. “Aku tidak terlampau banyak berbicara dan aku berbicara tidak kurang dan tidak lebih. Aku berbicara jika perlu agar yang mendengar mudah memahami. Aku tidak berbicara tidak telalu banyak supaya orang tidak bosan. dalam berbicara aku mengajak manusia ke jalan Allah dan Rasul,” demikian balas Sheikh Junaid.
“Karena kau juga tidak mengetahui bagaimana caranya berbicara, lupakan saja tentang makan” kata Bahlul.
Ia beranjak berdiri dan lalu berlalu.
Anak murid Sheikh Junaid keheranan melihat episode ini dan ia berkata, “Wahai Sheikh, seerti Anda melihat sendiri dia seorang yang gila. Apa yang Sheikh harapkan dari orang gila seperti itu?”
Akhirnya Sheikh menjawab: “Ada sesuatu yang aku perlukan darinya yang kamu tidak tahu”
Sheikh kembali bergerak menemui Bahlul kembali.
Bahlul berkata ketika Syeikh mendekati
“Apa lagi yang kau ingin tahu dariku wahai Syeikh? Padahal kamu tidak tahu caranya makan dan berbicara. Apakah kamu mengetahui caranya tidur?” tanya Bahlul penasaran.
“Ya, aku tahu. Aku tidur setelah shalat Isya. Saat tidur aku mengenakan pakaian tidur. Aku juga berwudhu terlebih dahulu, berdoa dan………” Jawab Syeikh sambil Syeikh menerangkan adab-adab muslim ketika mau tidur.
“Ya sudah, cukup…………ternyata kamu pun tida memahami bagaimana caranya tidur,” jawab Bahlul dengan dengan tegas sambil bersiap-siap untuk pergi.
Kali ini dengan siga Syeikh Junaid menahan jalannya, lalu berkata: “Wahai Bahlul, aku tidak mengetahui, maka ajarkanlah aku”, demikian permintaan Sheikh Junaid pada Bahlul.
Bahlul segera menjawab, “Sedari tadi kamu mengatakan bahwa kamu tahu maka aku menghindarimu dan aku tidak perlu mengatakan apa-apa. Sekarang setelah kamu benar mengatakan bahwa kamu tidak tahu, maka kini saatnya aku akan mengajar kamu bagaimana caranya makan, caranya berbicara dan caranya tidur.”
“Ingatlah dan ketahuilah bahwa kebenaran yang ada dibalik makanan adalah tentang kehalalannya. Apakah makanan yang dimakan itu halal? Jika engkau memakan makanan yang haram dengan seribu adab sekalipun itu, maka itu tidak akan memberi manfaat sama sekali. Makanan haram menyebabkan hatimu menjadi hitamu menjadi hitam.”
“Hati harus bersih sebelum berbicara.Itulah kebenaran yang ada di balik bicara. Sebelum berbicara hendaklah menyenangkan Yang Maha Pencipta terlebih dahulu, bukan menyenangkan orang yang ingin mendengar. Sekiranya bicaramu semata-mata hanya untuk urusan duniawi yang membuat hidupmu menjadi sia-sia dan tidak menuju pada ridho Allah SWT maka bicaramu hanya akan memberikan malapetaka. Oleh karena itu diammu menjadi lebih baik daripada berkata-kata.”
“Hatimu perlu terbebas dari sifat dengki, kebencian dan permusuhan sebelum tidur. Hatimu tidak boleh tamak oleh kekayaan duniawi. Hati mu perlu bebas daripada sifat permusuhan dan kebencian sebelum tidur. Itulah kebenaran yang ada dibalik tidurmu. Maka ingatlah Allah SWT ketika kamu tidur” jawab Bahlul kepada Sheikh Junaid.
Penjelasan ini membuat itu Sheikh Junaid Al-Baghdadi tersenyum lega. Itulah jawaban indah yang ia sangat ingin dengar dari Bahlul. Kebanyakan orang melihatnya sebperti orang bodoh atau orang gila. Sesungguhnya bahlul sangat cerdas dan sangat inspiratif.
Setelah mendengar seluruh penjelasan Bahlu Sheikh berterima kasih. Sheikh Junaid memberikan salam dan mencium tangan Bahlul. Penjelasan Tak lupa Syeikh mendoakan Bahlul untuk kesejahterannya.Kisah lucu si Bahlul baca sampai habis ceritanya. Makna kehidupan selalu terpancar dari kisahnya.
Post Your Thoughts