Literasi Kesehatan dan Laju Pandemi Virus Covid 19

Literasi kesehatan dan laju pandemi virus Covid 19 sangat menarik untuk disimak. Mengapa? Ketika pandemi Covid 19 telah menyebabkan kematian banyak orang tetapi banyak yang abai dengan fakta ini.

Banyak warga masyarakat kita yang tidak peduli untuk menggunakan masker, tidak membatasi jarak, justru senang berkumpul dan berada dalam kerumunan. Sementara kasus positif Covid 19 terus meningkat. mengapa ini masih terjadi?

Kondisi ini dapat kita fahami ketika kesadaran adanya pandemi covid 19 berhubungan erat dengan tingkat literasi masyarakat. Tingkat literasi masyarakat yang tinggi lebih siap menghadapi kondisi pandemi covid 19 dan dampaknya. Sebaliknya tingkat literasi masyarakat yang rendah cenderung abai terhadap konsekuensi dari wabah yang terjadi.

Diketahui bahwa tingkat literasi lebih mempengaruhi status kesehatan seseorang dibanding tingkat pendidikan, tingkat pendapatannya, atau status pekerjaan. Laporan WHO dalam Health Literacy The Solid Fact di tahun 2013 disebutkan pula bahwa literasi kesehatan berkaitan dengan biaya kesehatan. Biaya dan ongkos kesehatan masyarakat cenderung lebih tinggi pada negara dengan tingkat literasi rendah.

Negara-negara seperti Kamboja, Tanzania dan Kepala Gading dengan kemampuan literasi lebih rendah dari 85%, mengalami peningkatan kasus Covid 19 yang tajam hingga 900 persen dalam waktu 7 hari di bulan Maret 2020. Biaya penanggulangan Covid 19 akan menghabiskan cadangan anggaran di negara tersebut.

Apakah tingkat literasi bisa dihitung dari kemampuan baca tulis berhitung atau disebut calistung? Kenyataannya Indonesia sudah memiliki angka cakupan melek huruf yang cukup tinggi. Jumlah penduduk Indonesia diatas 15 tahun yang melek huruf pada tahun 2015 telah mencapai 95,2 persen. Pada tahun 2019 angka melek huruf ini meningkat lagi menjadi 95, 9 persen.

Faktanya kota-kota besar di Indonesia memiliki laju pertambahan kasus Covid 19 jauh cepat dibanding daerah lainnya. Tidak sejalan dengan tingkat melek hurufnya yang lebih tinggi.

Kriteria literasi seperti apa yang bisa menjadi gambaran tingkat kesadaran masyarakat di kala pandemi Covid 19 ini?

Tingkat literasi juga dapat dinilai dari nilai PISA (Program for International Student Assessment) yang biasa digunakan dalam penilaian kemampuan siswa di tingkat dunia. Mungkin nilai ini dapat menjadi pembanding dalam melihat kemampuan literasi masyarakat Indonesia.

Nilai PISA siswa Indonesai tidak banyak mengalami perubahan dari tahun 2000 hingga tahun 2018. Nilai PISA Indonesia hanya bergeser 0,4 poin dari 370,6 menjadi 371. Berarti tingkat literasi masyarakat kurang lebih berada pada tingkat yang sama dalam kurun waktu 18 tahun.

Penilaian PISA mencakup kemampuan matematika, membaca dan sains. Dalam membaca maka siswa dinilai dari kemampuan memahami teks, menganalisanya sehingga bisa menampilkan tindakan yang sesuai dengan apa yang difahami. Kemampuan ini akan berpengaruh pada tindakannya menciptakan solusi dari permasalahan di sekelilingnya.

Tingkat literasi yang baik membentuk kesadaran yang tinggi untuk sehat. Fakta-fakta dan informasi kesehatan yang diperoleh mempertajam nalarnya untuk mengambil sikap dan tindakan yang tepat. Terkait dengan pandemi Covid 19, percepatan laju penularan dapat dikendalikan dengan cepat ketika warga masyarakat sadar apa sesungguhnya yang harus mereka melakukan dan mereka tahu mengapa mereka harus melakukan itu. Motivasi internal otomatis bisa terbangun.

Masalah lain yang menghambat pemahaman masyarakat tentang pandemi Covid 19 adalah begitu banyaknya informasi baik yang positif maupun negatif. Sehingga memilah dan memilih informasi yang masuk sudah membutuhkan banyak energi.

Mengatasi pendemi Covid 19 saat ini tidak mudah. Kita memiliki pekerjaan rumah bukan saja soal mengedukasi masyarakat tentang pandemi Covid 19 ini, tetapi juga meningkatkan kemampuan literasinya secara menyeluruh.

Pendidikan memang esensi dalam pembangunan sebuah negara. Seberapapun besar sumber daya manusianya, akan bermakna ketika mereka mampu mencerna, menganalisa, bernalar hingga mampu menemukan jawaban berbagai persoalan dengan pola pemikiran yang baik. Literasi kesehatan dan laju pandemi virus Covid 19 semestinya menjadi perhatian kita semua.

Post Your Thoughts