Mengenal Keterlambatan Perkembangan pada Anak dan Balita Anda

Mengenal keterlambatan perkembangan pada anak dan balita Anda sangat penting. Usia anak adalah fase tumbuh kembang yang tergantikan pada rentang usia sesudahnya. Asupan gizi dan stimulus perkembangan menjadi menu utama bagi mereka.

Kasus keterlambatan perkembangan anak masih sering kita temui. Banyak kasus terjadi karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman orang tua pada aspek tumbuh kembang anak dan balita.

Perkembangan anak berjalan sesuai dengan laju pertumbuhannya. Mengamati semua proses tahapan tumbuh dan kembang ini menjadi tanggung jawab keluarga. Para tenaga kesehatan, baik dokter, perawat, bidan atau petugas kesehatan lainnya lebih berperan sebagai pendukung semua upaya keluarga untuk menjadikan anak dan balitanya sehat.

Keterlambatan perkembangan pada anak dan balita bisa disebabkan oleh banyak faktor. Kondisi ini bisa terjadi karena ada kelainan genetik, seperti Sindrom Down, adanya penyakit infeksi, atau karena adanya kondisi prematur pada saat lahir, dan berat badan bayi yang rendah.

Semua kasus yang pernah terjadi dan mengganggu kesehatan tubuh anak dan balita berpotensi memperlambat proses perkembangan mereka. Untuk itu pengetahuan tentang apa saja gangguan atau kelaian perkembangan perlu dimiliki para orang tua.

Keterlambatan perkembangan anak dan balita antara lain: gangguan perkembangan pada aspek motorik, gangguan perkembangan bahasa, gangguan perkembangan sosial  dan emosi, dan gangguan kognitif.

Keterlambatan perkembangan motorik mencakup perkembangan motorik kasar dan motorik halus.

Gangguan perkembangan motorik kasar misalnya adanya gerakan tubuh yang tidak simetris antara bagian kanan dan kiri, adanya kelemahan pada otot-otot pergerakan, munculnya refleks tubuh yang tidak normal atau tampak pergerakan tubuh yang tidak terkontrol.

Pada gangguan pergerakan motorik halus dapat ditemukan bayi berusia di atas 4 bulan yang tangannya masih terus menggenggam atau ketika anak usia lebih dari 14 bulan masih sering memasukkan benda atau mainannya ke dalam mulut.

Tanda keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa dapat diamati pada anak yang belum mampu mengungkapkan jalinan kata sederhana yang bermakna ketika usianya mencapai 2 tahun. Orang tua juga perlu waspada ketika respon anak tidak konsisten terhadap suara atau bunyi, misalnya ketika dipanggil dengan panggilan tertentu, ia sering tidak menunjukkan perhatian.

Keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa dapat dibagai dalam 2 kategori, yaitu keterlambatan pada aspek ekspresif dan reseptif.

Adanya gangguan sosial emosi pada anak dan balita dapat dikenali dari beberapa kondisi berikut: (a) Pada usia 6 bulan masih jarang tersenyum atau mmununjukkan wajah gembira; (b) Di usia 9 bulan masih belum banyak bersuara dan miskin ekspresi wajah; (c) Ketika berusia 1 tahun belum berespon terhadap panggilan; (d) Memasuki 1,5 tahun belum memproduksi kata dalam celotehannya; (e) Usia 2 tahun belum mampu bicara dengan gabungan 2 kata yang memiliki arti; (e) perhatikan anak-anak yang tidak menunjukkan kemampuan berinteraksi dan bersosialisasi.

Pada gangguan kognitif bisa diamati misalnya pada usia 4 bulan kemampuan matanya untuk mengikuti sebiah obyek sangat terbatas, di usia 6 bulan belum berespon terhadap sumber suara, dan pada usia 9 bulan tidak mampu mengucapkan “babbling” seperti bunyi “mama” atau “baba.”

Semua kelambatan dan gangguan perkembangan ini membutuhkan proses evaluasi tersendiri agar dapat didiagnosa dengan tepat. Setelah itu berbagai sarapan terapi yang dibutuhkan dapat diberikan kepada anak dan orang tua.

Deteksi dini berbagai kasus keterlambatan perkembangan ini menjadi poin penting untuk dapat mengatasi gangguan perkembangan yang terjadi pada anak dan balita Anda.

Bersegeralah untuk meminta saran kepada dokter dan petugas kesehatan agar keterlambatan perkembangan ini tidak berlangsung lama. Tentunya semua keluarga mengharapkan anak dan balitanya dapat tumbuh dengan sehat, cerdas dan kuat.

Mengenal keterlambatan perkembangan pada anak dan balita Anda.***

Post Your Thoughts