Patofisiologi Penyakit Parkinson pada Lansia

Patofisiologi penyakit parkinson pada lansia perlu difahami dengan baik. Prevalensi penyakit ini bertambah dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup manusia.

Penyakit Parkinson adalah kelainan degeneratif progresif dari sel otak akibat proses penuaan.

Tanda khas dari Parkinson adalah adanya tremor pada waktu istirahat, kekakuan otot, dan sendi (rigidity), lambat bergerak dan bicara (bradykinesia), instabilitas pada posisi tegak (postural instability).

Patologi penyakit parkinson pada lansia

Penyebab Parkinson belum diketahui. Terdapat faktor genetik yang turut mempengaruhi munculnya penyakit Parkinson pada usia lanjut.

Ada 2 istilah pada penyakit Parkinson yang perlu diketahui yaitu penyakit Parkinson dan Parkinsonism.

Pertama: Penyakit Parkinson adalah bagian dari parkinsonism.

Kedua: Parkinsonism adalah sindrom Parkinson yang ditandai dengan gejala tremor waktu istirahat, kekakuan, bardikinesia, hilangnya refleks postural.

Sindrom Parkinsonism ini diklasifikasikan dalam 4 tipe, yaitu:

Tipe 1: Parkinson primer, yang penyebabnya tidak diketahui

Tipe 2: Parkinson sekunder, disebabkan adanya penyakit lain. Misalnya pasca stroke, trauma otak, paparan toksin kronis, dan lain-lain.

Tipe 3: Sindrom Parkinson Plus, gejalan pankinson muncul disertai dengan gejala neurologis lainnya.

Tipe 4: Kelainan degeneratif diturunkan (Heredodegenerative disorder), yaitu gejala Parkinson menyertai penyakit neurologi lain yan bersifat herediter, seperti penyakit Alzheimer, dan penyakit Hutington, dan lain-lain.

Patologi penyakit parkinson pada lansia

Proses patologi penyakit Parkinson adalah adanya penurunan kadar dopamin karena penuaan atau kematian neuron di pars compacta substansia nigra (SNc) karena sebab multifactorial.

Substansia nigra adalah suatu regio kecil di otak yang terletak sedikit di atas medula spinalis. Sel-selnya mengeluarkan dopamine. Bagian ini merupakan pusat koordinasi dari pergerakan tubuh dan keseimbangan.

Penentuan diagnosis penyakit Parkinson berdasarkan keadaan klinis dan pemeriksaan penunjang lainnya, seperti CT Scan, MRI atau PET.

Pengobatan penyakit Parkinson dilakukan dengan 3 pendekatan, yaitu:

  • Secara simptomatis untuk mengatasi gejala penyakit.
  • Bersifat protektif untuk mencegah kematian sel neuron yang progresif, misalnya dengan obat-obatan neuroprotektor.
  • Bersifat restoratif, yaitu merangsang pertumbuhan sel neuron baru atau meningkatkan fungsi sel neuron yang masih ada.

Pengobatan penyakit Parkinson bertujuan untuk mengurangi timbulnya disabilitas fungsional dan menghambat penyakit berkembang secara progresif.

Patofisiologi penyakit Parkinson pada lansia perlu penatalaksaan yang baik.

Patofisiologi dari penyakit hipertensi

Post Your Thoughts