Problem Belajar Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid 19 Anak-anak Sekolah Korea Selatan

Problem belajar jarak jauh di masa pandemi Covid 19 anak-anak sekolah Korea Selatan meningkat. Sistem pembelajaran di negeri ini yang sangat menekankan prestasi semakin membuat kekhawatiran banyak orang tua di negeri ini.

Korea Selatan menjadi negara yang sangat terobsesi dengan sistem pendidikan. Jalur pendidikan menjadi cara yang sangat dipercayai untuk menajdikan anak-anak mereka sukses di dunia kerja, dalam pergaulan sosial dan kesempatan mendapat jodoh. Pendidikan menjadi gerbang kesuksesan awal anak-anak memperoleh masa depannya.

Pada masa pandemi Covid-19 berbagai kendala belajar jarak jauh dirasakan oleh anak-anak di berbagai jenjang pendidikan. Belajar di kelas dengan tatap muka memang memberikan interaksi langsung. Ini membuat proses belajar menjadi lebih mudah.

Belajar jarak jauh atau online melalui layar komputer tetap saja memberikan kendala. Apalagi jika komunikasi pembelajaran online dilakukan secara tidak langsung. Misalnya anak-anak hanya bisa menyimak rekaman video atau tanya jawab di ruang diskusi virtual.

Banyak anak-anak Korea Selatan yang teap menginginkan belajar tatap muka di kelas. Mereka mengeluh tidak bisa bertanya secara langsung jika ada kasus atau pekerjaan rumah yang tidak mereka mengerti, Pembelajaran dirasa tidak tuntas. Hal ini membuat mereka khawatir tidak mendapat hasil yang maksimal saat harus mencapai tingkat pendidikan jenjang berikutnya. Kekhawatiran lebih terasa bagi anak-anak jenjang sekolah menengah atas yang sebentar lagi akan memasuki masa kuliah di universitas.

Pemerintah Korea Selatan telah mencoba memberikan bantuan belajar secara daring. Mereka mempekerjakan guru-guru bantu untuk menjawab pertanyaan anak-anak tentang pelajaran mereka. Namun upaya ini tetap saja ini dirasa kurang.

Kondisi pandemi Covid 19 semakin memperbesar jurang kesempatan belajar antara anak-anak keluarga kaya dengan keluarga miskin. Anak-anak dari keluarga miskin tidak mampu membayar kelas privat atau tutor online yang siap membantu mereka belajar diluar program belajar resmi dari sekolah. Mereka tidak mampu membayarnya.

Banyak para ahli menghkhawatirkan kesenjangan pendidikan Korea Selatan di masa Covid-19 bagi anak-anak di negerinya. Dari data Kementerian Pendidikan anak-anak sekolah yang bisa mengikuti pendidikan privat setelah program sekolah mencapai 75%.

Biaya pendidikan privat untuk satu anak bisa mencapai $ 1.750 per bulan atau sekitar 24,5 juta rupiah per bulan. Jumlah ini belum ditambah biaya sekolah reguler dan biaya hidup lainnya yang harus dikeluarkan oleh orang tua Korea Selatan. Terbayang tingginya beban biaya yang dikeluarkan orang tua setiap bulannya untuk sekolah anak-anak mereka.

Bagi banyak orang tua yang tidak bisa membiayai pendidikan privat karena terbatasnya keuangan keluarga, mereka berusaha memberi motivasi bagi anak-anaknya. Berharapa anak-anak mereka tetap bisa mendapatkan prestasi terbaik seperti yang diharapkan.

Problem belajar jarak jauh di masa pandemi covid 19 anak-anak sekolah Korea Selatan.***

Post Your Thoughts