Transformasi Style Gaya Wanita Korea Selatan – The Sampo Generation

Transformasi Style Gaya Wanita Korea Selatan – The Sampo Generation. Setelah dramanya diminati banyak kalangan di seluruh dunia. Korea menjadi trend-center bagi dunia, terutama produk kecantikan, fashion dan elektronik.  Wajah-wajah wanita Korea menjadi ikon kecantikan menyaingi wajah-wajah Eropa.

Teknik bedah plastiknya terkenal seantero dunia. Teknologi kedokteran Korea menyajikan apa yang dicari dunia kecantikan modern saat ini. Layanan kedokterannya sudah menjadi bagian dari industri wisata kesehatan negeri ini.

Keberhasilan industri kecantikan Korea Selatan telah mengubah “rasa ingin cantik” menjadi kebutuhan dan gaya hidup. Secara sosial dan kultur kondisi ini mengubah style wanita Korea Selatan. Mereka semakin terobsesi terhadap kecantikan untuk mendapatkan rasa percaya diri, penghargaan dari kelompoknya, sekaligus mendorong budaya konsumerisme.

Selain tampil menjadi lebih cantik, wanita Korea Selatan juga bertransformasi sosial menjadi “the Sampo Generation” yaitu generasi yang mulai melupakan tiga hal ini: relationship, pernikahan, dan anak-anak. Coba kita simak fakta-fakta berikut.

Dari data demografi terlihat laju pertumbuhan penduduk Korea Selatan terus menurun. Penduduk korea tahun 2017 adalah 51.096.415, dengan kenaikan jumlah penduduk sebesar 0,22% dibanding tahun 2016. Laju pertumbuhan ini menjadi 0,15% di tahun 2017, 0,1% di tahun 2018, semakin rendah mencapai 0,09% pada 2019.  Trend pertumbuhan penduduk Korea Selatan negatif. Bandingkan laju pertumbuhan penduduk ini dengan Indonesia tahun 2010-2019 mencapai angka 1,31%.

Sejalan dengan perkembangan ekonomi Korea Selatan, makin banyak wanita mencapai penddidikan tinggi dan sukses di dunia kerja. Banyak dari mereka memilih hidup melajang.

Kehidupan berkeluarga dengan banyak anak tidak lagi menjadi minat kawula muda Korea Selatan. Usia menikah merangkak naik rata-rata diusia 30-an. Sensus tahun 2015 menunjukkan bahwa wanita Korea Selatan yang sudah menikah diusia 25-29 tahun hanya mencapai 23%. Jumlah ini menurun hampir 90% dibanding kondisi tahun 1990-an.

Data nasional memperlihatkan angka reproduksi keluarga Korea Selatan 1,1. Artinya seorang ibu Korea Selatan rata-rata memiliki anak 1 orang. Jumlah ini yang tidak cukup untuk mempertahankan jumlah penduduk Korea, hingga pada saatnya nanti penduduk Korea semakin menyusut. Untuk negara Industri yang berkembang pesat seperti Korea Selatan. Pertumbuhan ekonomi negara ini akan sangat bergantung dengan tenaga kerja asing.

Sekalipun Pemerintah Korea Selatan membuka program insentif seperti membuka pelayanan gratis daycare bagi keluarga muda dan beberapa program lainnya. Tampaknya bujukan ini tidak cukup menarik bagi anak-anak muda.

Anak muda Korea Selatan mulai memilih calon pendampingnya sendiri, walau tetap meminta restu orang tua untuk menikah. Bagi mereka menikah adalah menyatukan dua keluarga, nilai ini masih mereka pegang, khas budaya Asia.

Pernikahan antara orang Korea dengan warga asing sudah menggejala di tahun 2000-an. Struktur keluarga Korea Selatan menjadi sedikit berubah. Mereka menjadi keluarga multikultur yang tidak bisa lagi memaksakan konsep keluarga traditional. Pergeseran nilai budaya dan struktur keluarga terus bersinggungan dengan laju pertumbuhan ekonomi negeri ini.

Kawula muda Korea Selatan semakin asyik menikmati kemajuan modern dunia. Sejenak mereka ingin rehat dan tidak memikirkan soal relationship, pernikahan, dan anak-anak.

Transformasi Style Gaya Wanita Korea Selatan- The Sampo Generation.***

Post Your Thoughts