Kisah Sejarah Lembaran Kertas di Dunia Literasi

Kisah Sejarah Lembaran Kertas di Dunia Literasi memukau. Sejarah literasi telah dimulai ketika bangsa Arab berabd-abad lalu melintasi benua & samudera untuk mencapai negeri Tiongkok. Dalam Atlas Budaya Islam tercatat bahwa para pengelana bangsa Arab telah berlabuh hingga ke pesisir tenggara Tiongkok dan menjalin perdagangan dengan mereka.

Di masa awal Islam semasa Nabi Muhammas SAW, Tiongkok dipimpin oleh Dinasti Tang. Pedagang Arab telah hadir dan membuat perkampungan di Kanton. Beberapa dekade setelah Nabi wafat, pemerintahan Bani Umayyah pernah mengirimkan utusan kenegaraan kepada Kaisar Hsuan Tsung di Tiongkok. Selanjutnya di masa Dinasti Abbasiyah dengan semakin luasnya wilayah pemerintah Islam kala itu, hubungan dengan Tiongkok merambah sampai pada aspek budaya dan teknologi.

Bangsa arab telah mengenal kertas dalam bentuk papirus dan kulit hewan yang diproses samak. Namun kualitasnya masih kurang baik. Kontak dengan budaya Tiongkok membuat mereka mampu melakukan alih teknologi lembaran kertas. Para tawanan yang berasal dari Tiongkok memberikan keahlian mereka di bidang kertas kepada kaum muslimin sehingga teknologi lembaran kertas kian bertambah maju. Selanjutnya lembaran kertas mendukung perkembangan literasi masyarakat muslim.

Semasa Sultan Harun Al-Rasyid memerintah, terwujudlah pabrik kertas pertama, maka babak baru industri kertas merambah ke berbagai wilayah. Pabrik kertas bermunculan mulai dari Damaskus, Kairo, Tripoli, Tiberian, Fetz dan Sisilia. Dengan lembaran kertas skala pabrik yang luas ini, maka pemerintahan muslim saat itu telah menggunakan lembaran kertas ini untuk kebutuhan administrasi negara.

lembaran masukrip buku di perpustakaan kaum muslimin

Di abad ke-11 penggunaan lembaran kertas menjadi produk yang mensuplai berbagai kebutuhan. Produksi cetak mencetak dunia literasi sampai pada lembaran kertas untuk pembungkus produk buah-buahan dan berbagai produk perdagangan kala itu.

Dunia literasi Islam pun berkembang pesat dengan adanya pabrik-pabrik kertas berkualitas tinggi. Perpustakaan tumbuh di berbagai kota dan mendukung dunia pendidikan seantero wilayah muslim.

Dalam catatan seorang musfir di tahun 891 telah ada lebih dari 100 perpustakaan di kota Baghdad. Bahkan di kota kecil seperti Najaf kala itu, sebuah perpustakaan sedikitnya memiliki 40 ribu buku cetak. Pepustakaan Bait al-Hikmah di kota Bahdgad semasa Sultan al-Rasyid menyimpan menyimpan lebih dari satu juta koleksi buku.

Para pemimpin kaum muslimin memiliki banyak koleksi buku pada perpustakaan pribadinya. Tercatat Sultan al-Halim dari Kordoba , Andalusia menyimpan 400 ribu koleksi buku. Sultan al-Aziz Dinasti Fatimiyyah mempunyai 1,6 juta buku.

Kekuatan literasi kaum muslimin saat itu menandai perngaruhnya di benua Eropa pada abad pertengahan. Wilayah pemerintahan muslim di Spanyol dan Sisilia (Italia Selatan) menjadi sentra perkembangan ilmu pengetahuan disana. Pemimpin muslim memiliki toleransi yang sangat tinggi kepada penganut agama lain. Kesempatan belajar terbuka luas bagi seluruh pemeluk agama, sehingga kaum nasrani banyak yang menguasai ilmu dan literasi berbahasa arab  di berbagai perguruan tinggi di wilayah Islam yang luas.

satu halaman kitab al-Jabr karya monumental ilmuwan Islam al-Khwarizmi

Dalam catatan sejarah tertulis bahwa penerbitan buku dimulai dari masjid. Masjid bagi kaum muslimin bukan cuma tempat untuk beribadah, namun menjadi pusat kehidupan intelektual masyarakatnya.

Pada masa itu telah dikenal profesi sebagai warraq yang tugasnya menyalin naskah dan mencari berbagai hasil karya penulis untuk diterbitkan, hingga membuat perjanjian untuk menerbitkan naskah tersebut dalam industri perbukuan. Proses pencetakan buku dalam lembaran kertas telah dilindungi oleh sistem hukum negara dengan bentuk pengakuan hak cipta. Salinan naskah buku seorang warraq dari tulisan sang penulis disertai dengan lampiran ijazah atau sertifikat kompetensi ilmu sang penulis berikut tanda tangannya.

Sedemikian berkembang literasi kaum muslimin dengan bantuan lembaran kertas-kertas ini. Sudah saatnya kaum muslimin membangun kemahsyuran dunia literasi di abad ini, mengejar ketertinggalan yang ada di abad modern yang sudah merambah pada tingkat digital literasi.

Kisah Sejarah Lembaran Kertas di Dunia Literasi.***

Post Your Thoughts