Dampak pandemi covid 19 terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia saat ini amat terasa. Pada studi yang dilakukan dari rekaman berbagai fenomena sosial ekonomi yang terjadi sejak pandemi tahun 2019 lalu memberi beberapa catatan penting.
Kejadian luar biasa tingkat dunia atau dikenal sebagai pandemi global merupakan kejadian yang berulang. Sebelumnya pada satu dekade lalu di dunia pernah ada wabah virus Zika, MERS dan SARS. Virus Covid 19 adalah penyakit penyebab wabah yang memiliki kekerabatan dengan virus SARS.

Itulah mengapa penduduk dunia harus selalu waspada. Para kepala pemerintahan di negara manapun harus faham tentang peristiwa ini. Wabah adalah sesuatu yang dapat terjadi kapan saja. Persoalan wabah bersisian dengan ketahanan negara. Wabah akan berdampak luas dan dapat memperburuk kondisi di dalam maupun luar negeri.
Jika kita simak kondisi saat ini, pandemi Covid 19 telah memporakporandakan roda ekonomi, sosial, akses transportasi, perdagangan, dan lain-lain. Efek lanjutan adalah terpuruknya ketahanan keluarga oleh sebab bertambahnya pengangguran, kenaikan harga pangan hingga meroketnya angka kemiskinan.
Para ahli sejak jauh-jauh hari mengingatkan kepada para pemangku kebijakan untuk memahami, memikirkan, merumuskan kebijakan yang efektif terkait penanggulangan pandemi.
Pandemi memberi efek yang luas dalam kurun waktu yang tidak bisa diprediksi kapan bisa selesai. Sejarah telah mencatat bagaimana dunia dibuat “terperanjat” akibat wabah penyakit yang selalu datang tiba-tiba.

Covid 19 telah nyata membuat jumlah angka kesakitan (morbiditas) yang tinggi karena tingkat penyebarannya sangat cepat, termasuk di Indonesia. Di awal tahun 2020 angka morbiditas dan mortalitas kian naik tajam.
Bagaimana dengan pengaruh pandemi Covid 19 pada aspek sosial dan ekonomi di Indonesia. Hasil studi Suryahadi et al. (2020) menyebutkan bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia meningkat di akhir tahun 2020. Ada penambahan jumlah penduduk miskin sebanyak 8 juta jiwa. Estimasi ini dilakukan berdasarkan data Susenas bulan Maret hingga September 2019. Angka kemiskinan Indonesia di akhir tahun 2020 pun meningkat menjadi 9,7%.
Hasil proyeksi terhadap peluang bekerja tidak menggembirakan. Jika penyebaran Covid 19 terus berlangsung akan mengakibatkan 5,2 juta orang kehilangan pekerjaan. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) telah mengabarkannya kepada pemangku kebijakan tentang kondisi ini.
Kelesuan ekonomi ditandai juga dengan turunnya daya beli masyarakat. Pola berbelanja di kota-kota besar juga bergeser ke belanja daring. Transaksi jual beli secara langsung di pasar berkurang secara bermakna. Para pedagang traditional terpuruk.

Kondisi ekonomi keluarga yang semakin sulit, memaksa para pekerja tetap keluar rumah. Mereka harus tetap mencari nafkah, meskipun mengetahui aturan untuk pembatasan sosial dan himbauan untuk tetap di rumah selama pandemi Covid 19.
Para pekerja yang kehilangan mata pencaharian banyak yang memilih pulang ke rumah, mudik ke kampung halamannya. Pergerakan para pemudik berpotensi menjadi fokus penyebaran Covid 19 ke wilayah lainnya.
Dukungan sosial dan ekonomi bagi masyarakat benar-benar dibutuhkan. Bentuk bantuan yang solutif dan efektif bisa menjadi jalan keluar dari jeratan permasalah hidup akibat pandemi ini.
Pandemi telah mengajarkan kita bahwa tidak boleh abai terhadap wabah ini. Setiap langkah kebijakan harus dipertimbangkan matang atas dasar keilmuwan yang dapat dipertanggungjawabkan. Karena setiap keputusan memberi konsekuensi luas, ke berbagai sendi kehidupan di negeri ini.
Dampak pandemi covid 19 terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia saat ini.***
Sumber: Pandemi Covid-19: Dampak sosial-ekonomi, tantangan, dan potensi solusi (sudut pandang sosiologis), Enrico WBHM (2020)
Post Your Thoughts