Hati-hati terlambat berbicara pada anak bisa memunculkan gangguan berkepanjangan. Jangan lupa keterlambatan bicara menjadi awal kegagalan tumbuh kembangnya. Sementara waktu untuk mengoreksi atau memperbaiki keterlambatan bicara akan terlewati dengan cepat.

Keterlambatan bicara di usia 0-1 tahun bisa dapat dievaluasi dengan mudah. Para orang tua bisa memperhatikan apakah bayinya bisa berceloteh mulai dari mengeluarkan bunyi “aaa” atau “uuu” hingga kemudian memunculkan satu kata seperti “baa” atau “maa” di tahun pertama.
Jika celoteh sederhana ini tidak terlihat pada perkembangan tahun pertama maka segeralah waspada. Bisa jadi keterlambatan bicara sumbernya dari gangguan pendengaran.
Ketika ada gangguan pendengarannya akan sulit bagi anak untuk mampu berbicara. Karena anak tidak mampu mendengar bunyi, suara atau percakapan yang dapat direkam dengan baik oleh sel otaknya. Sehingga tidak ada memori berupa bunyi, kata atau percakapan yang menjadi sumber data di otak agar mampu dan memproduksi kata-katanya sendiri.
Jika gangguan memang terjadi pada organ pendengaran, anak perlu dibantu untuk mendapatkan alat bantu dengar. Saat ini tersedia berbagai jenis alat bantu dengar yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak.
Bicara adalah kemampuan yang membutuhkan proses panjang, untuk itu keterlambatan bicara perlu segera ditemukan dan dikoreksi sesegera mungkin.

Selain gangguan organ pendengaran, kondisi terlambat bicara bisa disebabkan oleh kelainan organ untuk berbicara, gangguan perkembangan umum, disabilitas, masalah psikologis atau kurangnya stimulasi.
Anak yang sehat bisa mengalami terlambat bicara hanya karena kurangnya stimulasi. Padahal stimulasi perkembangan bicara dan bahasa dapat dilakukan sejak dini.
Stimulasi bisa dilakukan dengan mudah mulai dari mengajak bayi bicara, memberikan reaksi ketika bayi mengoceh, bercakap dan berbincang dekat bayi sehingga ia mendengar percakapan tersebut.
Anak-anak yang sudah dibiasakan menggunakan gawai sejak usia dini beresiko mengalami terlambat bicara. Fokus perhatiannya sudah berganti kepada gawai dan stimulus ini sifatnya statis. Padahal stimulus bicara membutuhkan rangsangan yang sifatnya aktif.
Sangat disayangkan jika penggunaan gawai pada anak sampai mengakibatkan mereka mengalami terlambat bicara. Ini menjadi peringatan buat kita agar lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak, khususnya kemampuan bicara.

Bicara akan membangun kemampuan anak dalam berbahasa. Ketika mampu berbahasa dengan baik maka anak dan balita bisa berkomunikasi. Komunikasi adalah keterampilan dasar baginya ketika ia masuk sekolah dan mandiri dalam kehidupannya.
Hati-hati terlambat berbicara pada anak.***
Post Your Thoughts